Rabu, 25 Desember 2013

she's my everything :)


Jasa Mu Sungguh Tak Terbalas BU  :’(

 
IBU IBU IBU...
Ibu menjagaku didalam kandungan selama 9 bulan.
Dia merasakan mual dan muntah selama 4 bulan.
Dia melihat kakinya membengkak & kulitnya
meregang karena aku semakin membesar didalam perutnya.
Dia bernafas terengah-engah saat berjalan.
Dia harus kehilangan banyak waktu tidurnya karena seringkali merasakan sakit dan ketidaknyamanan yg hebat.

Saat aku lahir didunia, ia menjadi perawat untukku, juru masakku, guruku, sahabat, penggemar terbesarku, dan lain sebagainya.
Dia berjuang untukku, menangisiku, berharap yg terbaik untukku, selalu berdoa utk kebaikanku.
Sebagian besar dari kita mungkin beruntung memiliki Ibu super yg demikian sayang dengan kita, Namun ada pula yg kehilangan Ibu sejak dari mereka masih kecil.

Jika Anda memiliki ibu yang penuh kasih yang melakukan semua
ini untuk Anda, Anda sangat beruntung.
Dan jika Ibumu saat ini masih ada, maka rawatlah, jaga sebaik mungkin, bahagiakan, selagi masih ada kesempatan. Jangan sampai menyesal saat beliau sudah tiada kamu belum bisa memberikan kebahagiaan utk Ibumu. Dan jika sudah tiada maka kirimkanlah doa untuknya.

Berbanggalah wahai wanita yang skrg telah menjadi seorang ibu, dan untuk setiap perempuan lain yang suatu saat akan menjadi Ibu.
Berbahagialah wahai engkau para Lelaki karena engkau tak perlu mengalami rasa sakit yang begitu hebat seperti ini, maka berikanlah perhatian dan kasih sayang pada pasanganmu sebagai wujud penghargaan pada mereka.

IBU IBU IBU...
Ibu di dalam tangisannya ia hanya meminta anaknya bahagia, ibu di dalam tangisannya tak pernah lelah mendoakan kebaikan untuk anak-anaknya, meski kita lebih sering lupa mendoakan orang tua.

Maafkan aku Ibu, telah banyak kegagalan yang aku lalui, telah banyak kesalahan yang aku perbuat, tapi jangan biarkan aku Gagal dan Salah dalam menjadi anakmu. Insya Allah, aku berusaha menjadi anak yang diridhoi Allah untukmu..

"Allahummaghfirli waliwalidayya warhamhuma kama robbayana shighoro"

"Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan kasihanilah keduanya sebagaimana mereka mengasihiku pada waktu kecil"

AAMIIN YA ROBBAL "ALAMIN

https://www.facebook.com/pages/Strawberry/203846879754531

artikel agama, mudah mudahan bisa jadi pribadi yang lebih baik lagi pas udah baca artikel ini

Saatnya Mencurigai Batas Umur

Kematian akan menghampiri siapa pun, baik ia seorang yang shalih atau durhaka, baik yang tua maupun yang muda, baik yang miskin maupun yang kaya


http://iklan.hidayatullah.com/www/delivery/lg.php?bannerid=73&campaignid=3&zoneid=5&loc=http%3A%2F%2Fwww.hidayatullah.com%2Fread%2F2013%2F12%2F25%2F13782%2Fsaatnya-mencurigai-batas-umur.html&referer=http%3A%2F%2Fwww.hidayatullah.com%2F&cb=6f15aeb017



Sebuah poster mengingatkan datangnya kematian: "Shalatlah di belakang imam, sebelum dishalatkan di depan imam"

BERITA wafatnya Ustadz Jefri Al Buchori pada akhir April 2013 sempat membuat banyak orang tidak percaya. Ketika itu tidak sedikit pula yang menganggap berita tersebut hoax atau cerita bohong yang sengaja disebarkan oleh pihak tidak bertanggungjawab.

Bahkan, sebagian orang menganggap kematian Ustadz Jefri ini hanyalah mimpi, meskipun mereka secara langsung sudah melihat berita di berbagai media massa terkait pemulangan jenazah dari rumah sakit, prosesi shalat jenazah di Masjid Istiqlal, dan prosesi pemakaman Ustadz Jefri. “Seperti mimpi menyaksikan kematian Ustadz Jefri,” celetuk salah seorang rekan kepada penulis.

Keterkejutan masyarakat atas wafatnya Ustadz Jefri bisa dimaklumi. Karena, wafatnya Ustadz Jefri sangat mendadak, dengan cara yang tragis (akibat kecelakaan lalulintas), dan ketika ajal menjemput usianya pun tergolong masih muda, 40 tahun. Sebetulnya kematian mendadak seseorang sudah sering terjadi sebelum-sebelumnya.

Setiap yang Hidup Pasti Mati
Sebelum Ustadz Jefri, kita juga pernah dikejutkan dengan kematian mendadak seorang politisi muda, Adjie Massaid, akibat serangan jantung. Jika dilihat dari riwayat penyakit, Adjie tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Bahkan menjalani gaya hidup sehat dan ia rutin berolahraga. Itulah takdir kematian yang tidak mengenal istilah ketuk pintu.

Mengenai hal ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْساً إِذَا جَاء أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (Al-Munaafiquun [63]:11)
Ayat di atas menjadi peringatan bagi kita bahwa kematian itu bisa terjadi kapan saja. Karena itu meskipun manusia berusaha menghindar dari kematian, dia tidak akan bisa mengelak dari dari kematian itu sendiri, meskipun bersamanya ada banyak dokter spesialis yang ahli dan dilengkapi dengan peralatan kedokteran yang canggih dan mahal harganya.

Kematian akan menghampiri siapa pun, baik ia seorang yang shalih atau durhaka, baik yang tua maupun yang muda, baik yang miskin maupun yang kaya, seorang yang turun ke medan perang ataupun duduk diam di rumahnya, seorang yang bersemangat mengejar kehidupan akhirat, ataupun yang lalai dan malas-malasan.
Mengenai fenomena kematian mendadak seperti halnya kasus Ustadz Jefri al-Buchori dan politisi Adjie Massaid ini, beberapa abad yang lalu sudah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sudah memberi isyarat. Dalam Haditsnya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat adalah munculnya kematian mendadak.” (Riwayat Thabarani)

Dalam pandangan Islam, mati bukanlah akhir dari kehidupan manusia, tetapi hanyalah fase perpindahan dari kehidupan di dunia kepada kehidupan akhirat. Oleh sebab itu, kita dapat menyatakan bahwa mati sebenarnya awal dari kehidupan yang baru. Bahagia atau sengsaranya seseorang dalam kehidupan akhirat bergantung apakah dia menjalani kehidupan di dunia ini sesuai dengan nilai-nilai Islam atau tidak. Manakala seseorang sudah menjalani kehidupan dengan baik hingga kematiannya, kematiannya sering disebut husnul khatimah (akhir kehidupan yang baik).

Manfaat Dzikrul Maut
Seorang Mukmin sejatinya tidak mengenal kata malas atau menunda-nunda waktu dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala.  Dalam benaknya harus selalu dipenuhi rasa curiga; jangan-jangan batas usianya di dunia akan berakhir lusa, besok atau bahkan hari ini. Dengan mengingat kematian (dzikrul maut), seseorang  selalu berhati-hati dalam menapaki hidup di dunia. Rasulullah bersabda, “Cukuplah kematian itu sebagai nasihat.” (Riwayat Thabrani  dan Baihaqi)
Jika pun terjerembab dalam maksiat, buru-buru ia bangkit dan bertaubat kepada Allah Subhanahu Wata’ala.  Rasulullah bersabda: “Orang yang cerdas adalah orang yang mengevaluasi dirinya dan melakukan sesuatu untuk hidup setelah mati.” (Riwayat At Tirmizi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Coba tanyakan dengan jujur pada diri kita, seberapa sering kita mengingat kematian? Hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya. Jika kenyatannya kita masih sangat sedikit dalam mengingat kematian di tengah kesibukan dan semua urusan keduniaan, maka segeralah mengubah langkah.
Banyak manfaat yang diperoleh jika kita mengingat kematian. Umar bin Abdul Aziz pernah berkata,  

“Barangsiapa yang mendekatkan hatinya pada kematian, niscaya dia akan banyak mendermakan apa yang dia punya.”

Mengingat kematian juga merupakan satu cara yang sangat efektif untuk dapat menaklukan dan mengendalikan hawa nafsu. Perhatikan sabda Rasulullah berikut ini : “Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (Riwayat Tirmidzi)

Dari uraian di atas, secara garis besar dzikrul maut akan membuat seseorang meraih kemulian lantaran: segera bertaubat, qana’ah hatinya, dan semangat dalam beribadah. Sementara orang yang lupa dengan kematian dapat dicirikan: suka menunda-nunda taubat, tidak puas dengan apa yang ada (rakus bin tamak), dan bermalas-malas dalam beribadah.

Cara Mengingat Kematian
Di antara perkara yang dapat mendorong seseorang untuk beramal dan bersemangat adalah menyaksikan orang-orang yang sedang menghadapi sakaratul maut. Bisa jadi pengaruhnya akan membekas pada diri seseorang sampai ia meninggal dunia.

Suatu ketika, Hasan Al Bashri, seorang ulama pada masa kekhalifahan Umayyah, menjenguk seseorang yang sedang sakit. Didapati orang tersebut sedang menghadapi sakaratul maut. Secara langsung Hasan menyaksikan kesulitan dan derita yang dialami orang itu. Kemudian Hasan Al- Bashri pulang kepada keluarganya dengan raut muka yang berbeda saat ia keluar rumah meninggalkan mereka. Oleh karenanya mereka bertanya kepadanya, “Apakah engkau ingin makan? Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberi rahmat kepadamu.”

Imam Hasan Al-Bashri menjawab, “Wahai keluargaku, ambilah makanan dan minuman! Demi Allah, sesungguhnya aku telah melihat kematian, aku akan terus beribadah hingga bertemu dengan-Nya.” (dinukil dari At-Tadzkirah fi Ahwalil Mauta wa Umuuri Akhirat karya Imam Al-Qurthubi)
Sementara Umar bin Abdul Aziz punya cara unik untuk selalu mengingat kematian. Biasanya secara rutin Umar bin Abdul Aziz mengumpulkan para fukaha setiap malam untuk mengingat kematian, kemudian mereka menangis seolah-olah di hadapan mereka ada jenazah.

Ziarah kubur juga termasuk hal yang dapat mengingatkan kita pada akhirat (termasuk di dalamnya kematian, sebagai pintu menuju akhirat), sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassalam:  “Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, namun sekarang berziarahlah, karena hal itu akan menjadikan sikap hati-hati di dunia dan akan dapat mengingatkan pada akhirat.” (Riwayat Ahmad)

Pada akhir tulisan, marilah kita renungi Hadits Rasulullah berikut ini, “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Mereka itulah orang-orang cerdas. Mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kemuliaan akhirat.”  (Riwayat Ibnu Majah) * 

http://www.hidayatullah.com/read/2013/12/25/13782/saatnya-mencurigai-batas-umur.html

wisata murah meriah



Tempat makan murah meriah dengan pemandangan kota bandung yang ciamik!




Dalam postingan kali ini saya akan berbagi cerita tentang salah satu tempat wisata kuliner di kota bandung yaitu PUNCLUT!
Berawal dari janjian sama temen waktu itu, kalo  pulang ngampus mau pergi ke punclut mau makan makan gituuu sambil ngeliat pemandangan kota Bandung di malam hari. ternyata tak di sangka dan diduga hujan turun dengan derasnya awalnya yang akan pergi banyakan tapi ternyata satu persatu mereka berguguran dengan alasan yang beragam, ya sudah lah apa mau di kata kalo udah ga mau ikut mau bagaimana lagi?
Akhirnya perkuliahan pun beres, dilanjutkan dengan sholat magrib saya dan teman menunggu d depan kelas berharap agar hujannya reda tapi sayang hujannya ga bersahabat makin di tunggu hujannya pun semakin deras, dengan modal nekat akhirnya saya berangkat menerjang hujan karena saya teringat dengan 3teman saya yang sudah menunggu d Pasteur, “otw, tunggu bentar di sini ujannya gede banget” itu sms yang saya kirim sebelum saya berangkat, untuk memastikan agar teman saya yang sedang menunggu di sana ga hubungin saya dulu, pas saya bilang otw padahal saya masih berada di kampus masih menunggu hujan, maksud saya otw itu “oh tungguan we” artinya oh tungguin aja harusnya kan on the way….. wkwkwkwkwkwk
Sekitar pukul 18.45wib saya mulai berangkat dengan cuaca yang masih hujan, ketika  di perjalanan teman saya jatuh dari motor… aduhhhh ada ada aja, memang perjuangan nya luar biasa sekali, ketika saya Tanya apakah mau lanjut perginya atau mau pulang aja teman saya yang satu ini memang super ia tidak pantang menyerah ia bilang “ayo lanjut aja udah tanggung setengah jalan” dengan perasaan khawatir saya pun mengiakan perkataan nya, ga khawatir gimana orang saya yang maksa maksa dia ikut?
Kami pun tiba d daerah Pasteur dan langsung menghampiri ketiga teman saya yang sudah menunggu, mungkin mereka agak sedikit BT karena menunggu saya tapi ya sudah akhirnya kita berangkat menuju PUNCLUT…..
Sekedar informasi aja nih, setau saya kalo mau k punclut ada 2 alternatif jalan yang bisa dilalui Melalui jalan Dago : Jalan yang akan dilalui yaitu  Jalan dipatiukur  lurus terus ke arah pasar Simpang, saat menemukan lampu merah / lampu stop-an pasar simpang belok kanan ke arah utara menuju jalan dago atas, disana akan melewati beberapa hotel ternama salah-satunya adalah Hotel Horisson Bandung.

Saat mencapai terminal Dago, siap2 untuk belok kiri dan anda akan berhadapan dengan jalan yang cukup curam, tp ga perlu khawatir jalannya cukup lebar dan besar dan jalan sudah hotmix. kalian akan melewati perumahan dan sekolah Mewah "Citra Land Green Dago" milik boss properti pak Ciputra. Dan kalian yang memiliki kendaraan yang ber-knalpot bising silahkan perbaiki dulu, karena kendaraan bising dilarang masuk. 


Disana kalian akan memandang tanah tandus karena memang sedang dalam pembangunan Perumahan mewah. kamu tidak perlu takut nyasar, ikuti saja kendaraan orang lain, pada umumnya orang yang melewati Perumahan "Citra Land Green Dago" adalah bertujuan ke Punclut atau Lembang. dan untuk mencapai Punclut dari Perumahan "Citra Land Green Dago" sekitar 4 menitan.


Melalui Jalan Ciumbeuleuit : Jalan yang akan dilalui yaitu  Jalan dipatiukur  lurus terus ke arah pasar Simpang, saat menemukan Perempatan lampu merah / lampu stop-an pasar simpang Lurus saja, buat anda yang tidak tahu jalan ikuti saja angkot cicaheum - Ciroyom, tapi ingat saat mencapai pertigaan gandok Ciumbeuleuit anda belok kanan ke arah utara dan sedikit menanjak. 

Diperjalanan kalian akan bertemu Apartemen dan Butik Hotel Ciumbeuleuit,  kemudian Kampus Unpar (Universitas Parahyangan) hingga mencapai pertigaan Ciumbeuleuit anda belok kiri saja, dan sekitar 500 meter anda menemukan Rumah sakit paru-paru milik AURI. Anda belok kanan untuk mencapai Punclut. Untuk Hari Minggu atau hari libur Jalur ini akan dipadati oleh pasar dadakan. hingga jam 11 siang.


Ketika saya sampai di sana udah agak malem sih skitar pukul 21.00wib, tapi terbayar sudah ketika saya memesan makan menunya bervariasi saya sendiri memilih nasi merah ayam bakar dan teh manis anget dan sambelnya yang top buanget, sedangkan teman yang lainnya ada yang memesan pepes usus ada juga yang pilih belut sambil makan dengan sambel yang super pedas disuguhi pemandangan kota Bandung yang indah, semakin nikmat deh makan nya secara perut udah keroncongan di tambah udara yang udah kaya di samudera antartika… hhaa
Sekian dlu posting nya, pegel nihh……………………………………..                     


Untuk liburan malam minggu coba deh di Punclut, rata-rata warung buka 24 jam pemandangannya pun ok juga ga kalah waktu disiang hari.